Indonesia, sebuah negara kepulauan dan bangsa yang besar memiliki kekayaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang melimpah. Pada awalnya negara ini bernama Hindia Belanda, ketika Belanda menjajah Indonesia selama kurang lebih 350 tahun lamanya. Sebelum menjadi Hindia Belanda, Indonesia merupakan kumpulan dari banyak kerajaan Hindu, Budha dan Islam.
Indonesia memang kaya, tapi tak banyak rakyatnya yang sejahtera. Banyak kekayaan alam Indonesia dieksploitasi dan diambil alih oleh negara lain. Kurangnya pendidikan yang ditempuh oleh sebagian besar rakyat, merupakan penyebab utama rakyat mudah dibodohi dan ditipu oleh negara lain. Selain itu, rakyat menjadi kurang pandai dalam mengelola kekayaan alam yang ada di daerahnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi di dunia mulai maju. Kemajuan teknologi membuka sebuah era baru yang menghubungkan berbagai negara di bumi untuk dapat berkomunikasi satu sama lain, yakni era globalisasi. Dengan adanya era globalisasi ini membuka mata sebagian besar rakyat Indonesia akan pentingnya ilmu. Hal ini dapat terlihat dari bertambahnya sekolah dan universitas yang dibangun di seluruh Indonesia.
Memang, persebaran pendidikan ini belum merata di seluruh wilayah Indonesia, namun pemerintah terus berupaya untuk memeratakan pendidikan beserta sarana dan prasarananya di seluruh Indonesia. Sehingga, Indonesia dapat mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas dan dapat membuat negara dan bangsa lebih sejahtera di masa yang akan datang.
Tidak mudah untuk memeratakan pendidikan di seluruh Indonesia. Banyak faktor yang menghambat proses pemerataan ini, antara lain, perbedaan budaya, kebiasaan, adat dan bahasa daerah di seluruh Indonesia. Hambatan ini tidak hanya menyebabkan terhambatnya proses pemerataan, di samping itu terjadi penggolongan dan terbentuknya kelas dan tingkat pendidikan di seluruh Indonesia.
Tidak hanya itu, ada berbagai faktor penyebab terjadinya ketidakmerataan pendidikan di Indonesia. Tidak banyak pendidik yang bersedia ditempatkan di luar daerah asalnya, tidak ada kesempatan pendidikan yang sama bagi rakyat di wilayah lain dan kurangnya pembangunan sarana dan prasarana merupakan faktor terbesar hal tersebut.
Wilayah Indonesia sangatlah luas, dan jumlah tenaga pengajar Indonesia sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah anak – anak dan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Tentunya, dengan jumlah tenaga yang sedikit, pendidikan tak mampu tersebar secara merata di seluruh Indonesia. Memang, di beberapa tahun terakhir ini, sudah banyak lulusan – lulusan yang menjadi pengajar. Namun sayang, tak banyak pengajar yang mau ditempatkan di wilayah Indonesia yang lain dan banyak berkumpul pada kota – kota besar.
Karena jumlah tenaga pengajar Indonesia yang kurang tersebar merata, serta pembangunan sarana dan prasarana pendidikan yang tidak tersebar, maka kesempatan pendidikan satu daerah dengan daerah lain tidak sama. Tentunya, jumlah pengajar yang mengajar di kota lebih banyak daripada jumlah pengajar yang mengajar di desa.
Jumlah pengajar yang tidak banyak berani mengajar di tempat terpencil disebabkan oleh berbagai alasan. Ada yang merasa lebih baik jadi guru di sekolah favorit di kota besar karena penghasilan yang didapat tentunya lebih besar dari guru di desa atau pedalaman. Ada juga yang sudah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dan lebih memilih bekerja di kota.
Jika semua pengajar mengubah anggapan masalah gaji di pedalaman yang kecil dengan anggapan banyak kebaikan yang didapat saat mengajar di pedalaman, maka tentu terjadilah persebaran pendidikan yang merata.
0 komentar:
Posting Komentar