My Diary of a Life

Rabu, 09 September 2020

1st Anniversary!

     Bulan September setahun lalu, aku dinyatakan lulus sebagai Sarjana Perikanan di salah satu kampus di Surabaya. Setelah berbagai drama yang dilalui seperti kebanyakan lulusan lainnya, akhirnya aku pun lulus. Untuk mengikuti kuliah, aku merasa nyaman saja dengan semua itu, beserta tugas-tugasnya. Saat sidang Praktek Kerja Lapang (PKL), saat itu mentalku diuji. Mentalku saat itu seperti karakter hero bernama Lina di DOTA2 atau Eudora di Mobile Legend, yang memiliki sedikit Health Point (HP) dan seperti kaca. Mungkin orang lain mengatakan bahwa mentalku lembek, anggap saja sama.

    Selama setahun ini, aku menghabiskan waktuku di rumah, membuka toko daring dan mengurusnya, bermain game daring, rebahan, dan karaoke. Sempat empat bulan lalu, aku diajak temanku untuk magang di salah satu organisasi nonprofit di Surabaya selama empat bulan. Aku sangat bersyukur aku mendapatkan atasan dan teman yang baik di sana.

    Toko daring yang aku urus menjual kerajinan - kerajinan produksi ibuku, yah terkadang aku tambahkan beberapa produk selain kerajinan dan sekarang aku tambah makanan mengingat kondisi seperti ini, wabah COVID-19 yang merajalela.

Read More

Minggu, 26 Juli 2020

Quarter Life Crisis Katanya

Umur dua puluh tahunan ada yang bilang Quarter Life Crisis. Rentang umur di seperempat abad  banyak pendewasaan kembali dan usaha untuk meraih mimpi. Umur di mana mempertanyakan apa arti dan tujuan hidup dan pencapaian yang diharapkan. Pertemuan jodoh, pencapaian karir, ataupun keraguan menjalani passion, ataupun mungkin yang lainnya. Kalian yang di fase yang sama mungkin bisa menambahkan hal apa saja yang diragukan dan membuat berbagai pertanyaan di kala merenung.

Di bulan Juli 2020 ini, kini aku berumur 24 tahun. Sepuluh hingga lima belas tahun lalu, aku mungkin membayangkan diriku di umur 24 tahun layaknya orang-orang 24 tahun pada sinetron, film, atau acara televisi yang kutonton. Saat iku hanya berpikir bahwa hidup adalah perjuangan adalah sesuatu yang tak nyata. Mungkin karena latar belakangku yang alhamdulillah, aku bersyukur, keluargaku termasuk dari keluarga yang berkecukupan dan, yah, sangat dimanja dan dilindungi oleh kedua orang tua dan kakak-kakakku. Berbeda dengan beberapa orang, saat di masa 10-15 tahun lalu, mereka harus berjuang membanting tulang karena kondisi keuangan yang pas-pasan dan mungkin kehilangan sosok orang tuanya.

Hidup memang perjuangan, sebuah kalimat yang benar-benar nyata. Berjuang mencari uang untuk makan, keperluan lainnya, dan menabung untuk keperluan di masa mendatang dan mimpi (mungkin). Yah, entah kenapa aku merasa menjadi seseorang yang berorientasi pada uang dan kekayaan saat menginjak umur ini. Tidak salah memang, tak ada yang gratis dan semua membutuhkan uang. Tetapi, di sisi lain, tidak semua hal membutuhkan uang, karena kita tidak akan selamanya hidup di dunia dan tak selamanya uang akan berjaya di dunia. Tak selalu orang kaya dengan harta yang melimpah disebut orang kaya. Anggap saja ini opini pribadi dan terinspirasi oleh berbagai opini yang lain.

Di masa ini, rasanya wajar mempunyai perasaan sedih dan tak mau kalah karena ditinggal nikah oleh teman baik, teman SD, SMP, SMA, kuliah, tetangga, kenalan, atau teman lainnya, Berperasaan seperti itu mungkin wajar. Tetapi, nikah bukanlah kompetisi, bukan? Pernikahan bukan sesuatu yang mudah untuk diputuskan, mencari seseorang yang bukan dari keluarga kita, namun menjadi seseorang yang akan kita dampingi seumur hidup dan bahkan di kehidupan akhirat nanti, kemudian bertanggung jawab atas amanah yang diberikan yang Allah, membangun silaturrahmi dengan keluarga yang awalnya kita tak kenal, patuh dan setia mendampingi seseorang yang kita pilih, sampai akhir hayat atau setelahnya. 

Terkadang, aku mempertanyakan di mana jodohku, bagiku yang seumur hidup tidak pernah menjalin hubungan yang disebut "pacaran" atau mempunyai seseorang yang disebut "kekasih". Entah jodoh harus dijemput atau ditunggu, ada yang bilang wanita hanya bisa menunggu, ada yang bilang wanita bisa juga menjemput jodohnya,  Entah mana yang benar. Aku percaya wanita hanya bisa menunggu, akan tetapi kenyataannya, yang ditunggu tak pernah datang. Realita itu pernah membuatku berpikir bahwa aku harus menjemput, tetapi segala usaha dan pengorbanan waktu selama menjemput, aku merasa hal itu sia-sia. Aku sempat kaget bila ada yang percaya bahwa pria yang hanya bisa menunggu. Ah, ini membuatku bingung.

Perbaikan diri? Benar, mungkin aku yang manja dan tak mandiri ini harus memperbaiki diri untuk segala hal yang aku pertanyakan selama fase ini. Mau ke mana aku nanti, mau jadi apa aku nanti, mau bersama siapa aku nanti. Usaha memperbaiki diri selalu diiringi dengan tangisan putus asa lalu mencoba untuk berdiri lalu menangis lalu bangkit dan begitu seterusnya. Selalu ada ragu, apakah aku akan dapt menemukan jawaban dari semua pertanyaan dan keraguanku.
Read More

Kamis, 29 Agustus 2019

Lama tak jumpa!

Hai! Tak terasa ternyata blog ini sudah berumur hampir sepuluh tahun. Tak banyak hal yang aku tulis. Terlalu sibuk kuliah sampai-sampai mager nulis. Ah tidak, mungkin aku terlalu minder dengan orang yang lebih bagus dalam hal menulis. Sebenarnya kesibukan kuliahku tak sebesar anak jurusan lain. Entahlah, lima tahun ini semangatku untuk menulis kian pudar. Selain itu, aku tak bersemangat dalam membaca apapun, berbeda saat maba.

Lima tahun ini, lebih dari lima puluh persen aku habiskan di kampus. Aku ingat saat maba aku sering pulang magrib karena aku ingin menghabiskan waktu di kampus. Entah hanya untuk duduk-duduk sambil memperhatikan gerak-gerik orang di sekitarku, teman-temanku, kakak tingkatku, dosenku, dan lainnya. Setahun terakhir, aku bolak-balik kampus hanya demi menunggu dosen pembimbing. Tak sering juga beliau menolak bertemu denganku dengan ketus karena kesibukannya. Ataupun beliau pergi ke luar kota atau luar negeri. Ataupun selama seminggu beliau tidak masuk ke ruangannya dan sibuk di ruang perpustakaan. Akhirnya, aku melalui itu semua.

Ada kutipan yang kuingat dari JKT48, "kerja keras tak akan mengkhianati". Setelah kulalui dua tahun bertemu dosen pembimbing, aku merasakan makna dari kutipan itu. Dua tahun, melihat teman-teman yang sudah lulus dan bekerja, ataupun menikah, tentu saja membuatku iri. Ada salah satu teman berbagi kutipan di sosial medianya dan intinya, semua orang punya masanya, jadi tak perlu membandingkan kita dengan yang lain. Kutipan itu juga ada dalam salah satu lagu Stray Kids.

조급할 필요 없어 my pace 비교 따윈 하지 마
jogeubhal piryo eopseo my pace bigyo ttawin haji ma
no need to rush, my pace, don't compare

천천히 달려도 괜찮아
cheoncheonhi dallyeodo gwaenchana
it's alright to go slowly

나의 길을 따라 my lane
naye gireul ttara my lane
go on your own path, my lane

급한 맘 내려놔 
geubhan mam naeryeonwa
put down your impatience

앞만 보고 달려가
apman bogo dallyeoga
just keep looking forward

Lyric+Trans : https://colorcodedlyrics.com/2018/08/stray-kids-pace
Song : https://www.youtube.com/watch?v=pok5yDw77uM)

Setahun ini aku menyukai Stray Kids, grup musik asal Korea Selatan karena salah satu lagunya yang bermakna. Inti dari lagunya menurut pandanganku, setiap orang punya pace (kecepatan) yang berbeda dan kita tidak perlu membandingkannya. Untuk mencapai tujuan atau mimpi kita, enggak perlu terburu-buru, tak apa pelan-pelan saja. Tetap fokus, dan berusaha yang sebaik-baiknya. Kata-kata itu cukup mempengaruhiku. Kita terkadang terlalu fokus melihat pencapaian orang lain sampai-sampai lupa dengan apa tujuan kita.

Lima tahun ini aku belajar banyak. Mulai bagaimana mengatur pekerjaan dan waktu berdasarkan prioritas tertinggi, bekerja dengan memprioritaskan realita waktu di atas idealis kesempurnaan pekerjaan, bekerja dalam tim, berani berpendapat, merasakan simulasi sidang di gedung DPR dan atmosfir antara badan eksekutif dan legislatif, menekan rasa sungkan demi kebutuhan pribadi, menempatkan keegoisan dan empati, dan menghargai waktu dengan minimal tidak menunda keperluan dan pekerjaan.

Lima tahun lalu, aku sempat membuat beberapa pencapaian. Mulai student exchange, punya bisnis saat kuliah, lulus di umur 23 tahun, dan lainnya. Setidaknya aku sudah meraih satu pencapaian sesuai kecepatanku. Rasanya cukup lega namun tidak boleh terlena. Masih ada pencapaian-pencapaian berikutnya yang harus diraih. Babak baru sudah dimulai dan aku harus kembali menjalaninya dengan lebih baik dari babak sebelumnya.
Read More

Sabtu, 07 April 2018

Lelah

Lelah dengan diri yang terlalu menjaga imejnya
Mengorbankan orang lain
Lelah dengan diri yang bodoh
Bodoh karna kesalahan yang berulang
Lelah karena tak bisa kembali setelah tersesat
Hingga tak tahu jalan pulang
Hingga tak tahu harus kemana
Hingga tak tahu hari esok masih ada
Lelah sampai diksi menghilang dari kamus
Hingga kemampuan merangkai kata sudah menghilang
Lelah menunggu dan mengejar
Menunggu dan mengejar
Menunggu dan mengejar
Tertarik dan terulur
Oleh pria yang menunggu sang wanita pujaan datang padanya
Wanita pujaan yang tak pernah sekalipun mengejar
Berduduk manis dengan pria lain
Tak pernah melihat ada pria yang menunggunya dan mencintainya dalam diam
Aku lelah
Lelah untuk berpura - pura buruk
Lelah untuk berpura - pura jahat
Lelah untuk berpura - pura tak peduli
Lelah untuk menjadi seseorang lain
Lelah untuk tersenyum dan mengatakan aku baik baik saja
Lelah untuk tersenyum dan mengatakan pria itu pantas menunggu wanita pujaannya
Lelah untuk mendukung pria itu bahwa wanita pujaannya akan mendatanginya
Aku lelah
Lelah dengan ketakutan di masa depan
Segala prediksi buruk yang akan menimpaku
Segala prediksi buruk yang akan kulakukan
Segala prediksi buruk yang akan menyakiti semua orang yang aku cinta
Aku lelah... dan takut....
Aku lelah
Lelah untuk tersenyum dan mengatakan semua akan baik baik saja
Lelah untuk percaya kalau keadaan akan menjadi lebih baik dan kembali seperti dahulu
Lelah untuk percaya bahwa esok masih akan ada
Lelah untuk mempunyai cita, asa, dan mimpi
Aku lelah.
Read More

Rabu, 08 Juli 2015

Holiday?

Sudah lama tidak bersua, Aisyah Banucaturananti is back!
Terakhir kali posting, isinya tentang tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Dan sebelumnya, postingan tentang AKB48, yakni Mariko Shinoda yang sekarang udah graduate.
Jadi, lama sekali ternyata.
Jujur, setelah masuk kuliah, tidak ada waktu dan niatan untuk meneruskan blog ini.
Namun, ternyata, I'm back!

Berkuliah di bidang perikanan ini cukup menyenangkan.
Pertama, sering masuk laboratorium. Yah cukup ndeso saya, karena... Ada sebuah alasan.
Kedua, ada beberapa bab mata kuliah yang ternyata masih berhubungan dengan jurusan yang aku inginkan dahulu, lingkungan dan perencanaan!
Ketiga, liburan dan melepas penat, di tengah praktikum lapang di luar kampus dan daerah lain.

Praktikum lapang pertamaku mengenai penyuluhan di daerah Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur.
Untuk yang kedua, praktikum mengenai laut, biota laut dan biota air payau. Praktikum lapang ini bertempat di Pulau Merah atau Red Island di Banyuwangi, Jawa Timur.
Menyenangkaaaan. Karena saya jarang sekali pergi ke pantai. Sekali lagi inilah ndesonya saya.

Mungkin ini secuil foto dari teman - temanku :)







Read More

Minggu, 14 Desember 2014

Daftar Pustaka, Bibliografi dan Referensi

Daftar pustaka, bibliografi dan referensi merupakan salah satu elemen penting dalam penulisan karya ilmiah. Bibliografi ialah nama lain dari daftar pustaka, yakni daftar buku atau karangan yang menjadi rujuan dan acuan dari sebuah tulisan.

Menurut KBBI, bibliografi memiliki sebelas jenis. Kesebelas jenis bibliografi tersebut adalah bibliografi beranotasi, enumeratif, kini, lengkap, pengarang, peta, primer, sekunder, setempat, subjek dan terpilih.

Bibliografi dengan keterangan singkat pada tiap karangan, buku, atau karya yang judulnya terdaftar di dalamnya disebut bibliografi beranotasi. Lalu, bibliografi enumeratif merupakan daftar karya rekaman yang susunannya dibatasi oleh penyusunnya, dapat berupa susunan geografi kronologi, atau subjek. Kemudian, bibliografi kini merupakan daftar buku yang disusun bersamaan dengan waktu buku itu diterbitkan dan biasanya terbit secara berkala. Selanjutnya, bibliografi yang mendaftar buku, artikel, dan karya tulis lainnya tentang pengarang tertentu dan dapat berupa bibliografi dan kritik terhadap karya pengarang itu.

Kemudian, bibliografi primer ialah biografi yang luas atau umum yang memuat buku yang masalahnya tidak saling berhubungan, atau bisa diartikan bibliografi yang merupakan catatan asli dari seluruh atau sebagian dari suatu terbitan. Lalu, bibliografi sekunder merupakan bibliografi khusus yang mendaftar buku yang mencakupi satu subjek saja dan pendaftarannya dilakukan berdasarkan bibliografi primer. Selanjutnya, bibliografi buku atau bentuk lainnya yang berhubungan dengan daerah geografi yang lebih kecil dari suatu wilayah atau kabupaten disebut dengan bibliografi setempat. Lalu, apabila sebuah bibliografi berisi bahan atau subjek mengenai individu tertentu disebut bibliografi subjek. Bibliografi subjek yang menyajikan literatur terpilih disebut bibliografi terpilih.

Bibliografi atau daftar pustaka tentunya berisi berbagai macam referensi, yakni sumber acuan, rujuakan dan petunjuk, buku - buku yang dianjurkan oleh dosen kepada mahasiswanya untuk dibaca dan buku perpustakaan yang tidak boleh dibawa ke luar dan harus dibaca di tempat yang telah disediakan.

Dalam penulisan referensi dalam daftar pustaka atau bibliografi, daftar pustaka harus memuat nama pengarang, judul buku, data publikasi dan beberapa pelengkap jika mengambil sumber dari media cetak dan elektronik seperti hari dan tanggal, nama artikel dan nama media cetak atau elektronik.

Ada beberapa ketentuan dalam penulisan bibliografi yang harus diperhatikan. Pertama, nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad. Kedua, jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan abjad. Ketiga, jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, untuk referensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan. Keempat, jarak antara baris dengan bari untuk satu referensi adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi. Terakhir, baris pertama dimulai dari margin kiri dan baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.
Read More

Aisyah Banucaturananti

       Aisyah Banucaturananti, nama yang diberikan oleh ayah saya ketika saya lahir pada tanggal 14 November 1995, di Rumah Sakit Budi Mulia, Surabaya. Saya merupakan anak terakhir dari empat bersaudara yang terpaut 5,5 tahun dengan kakak ketiga saya.

            Ketika ketiga kakak saya lahir, kakek dan nenek saya dari ibu selalu memberikan usulan nama kepada kedua orang tua saya. Namun, ayah saya selalu membuat nama untuk anak – anaknya dan tak jarang tidak menggunakan usulan nama dari kakek dan nenek saya. Hingga akhirnya, ibu saya menengahi dan menghargai nama yang diberikan kakek dan nenek dengan cara mengambil usulan nama tersebut untuk nama panggilan atau modifikasi untuk nama lengkap.

            Saya dan ketiga kakak saya memiliki format nama yang sama, dua nama dan nama belakang panjang yang memiliki arti yang mirip. Ayah saya memberikan nama Aisyah karena harapan beliau terhadap anaknya kelak akan seperti istri Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassallam yang cerdas, rajin dan setia terhadap suaminya. Lalu, Banu berasal dari Bahasa Arab, banu atau bani yang artinya anak keturunan. Catur bukanlah jenis permainan, namun merupakan kata dari Bahasa Sansekerta yakni empat atau keempat. Sedangkan, Ananti ialah gabungan nama belakang ibu dan ayah saya, Rosana dan Rianto. Karena saya terlahir sebagai perempuan, yang seharusnya ditulis Ananto, diganti menjadi Ananti.

            Demikian arti dari nama saya yang begitu panjang ini. Semoga doa dari ayah dan ibu saya melalui nama ini selalu terwujud hingga akhir hayat saya nanti. Aamiin.
Read More

Total Tayangan Halaman